Dalam bahasa Arab, kata حديث “hadits” berarti sebuah berita, percakapan, hikayat, cerita, atau laporan, apakah itu sebuah sejarah maupun legenda, benar atau salah, berkaitan dengan masa kini maupun masa lalu. Arti kata حديث sebagai kata sifat, berarti “baru” sebagai lawan dari قديم “lama”.
Namun, sebagaimana istilah-istilah lain dalam bahasa Arab (seperti Shalat, Zakat, dll), maknanya berubah dalam pengertian Islam. Pada masa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, riwayat dan percakapan beliau mendominasi semua bentuk percakapan. Alhasil, istilah hadits mulai digunakan secara ekslusif untuk meriwayatkan segala pembicaraan mengenai apa-apa yang beliau ucapkan dan perbuat.
Penggunaan Kata Hadits
Kata Hadits telah digunakan baik dalam Al Qur’an maupun tradisi-tradisi kenabian yang mengacu pada artinya secara bahasa. Kata Hadits digunakan dalam 3 kategori:
1. Al Qur’an dan Hadits
فذرني ومن يكذب بهاذا الحديث
“Maka serahkanlah (ya Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang-orang yang mendustakan perkataan ini (Al Quran)” (Al Qalam 44).
إن أحسن الحديث كتاب الله
“ٍSesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitab Allah” (Shahih Muslim dan Musnad Ahmad)
2. Kisah Bersejarah
وهل اتاك حديث موسى
“Apakah telah sampai kisah Musa kepadamu?”
حديثوا عن بني إسرائيل ولا حرج
“Sampaikanlah kisah bani Israil, tidak mengapa” (Shahih Bukhari)
3. Percakapan Umum
وإذ أسر النبي إلى بعض أزوجه حديثا
“Dan ingatlah ketika Nabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorang isterinya (Hafsah) suatu peristiwa” (At Tahrim 3)
من اسبتمع إلى حديث قوم وهم له كارهون أويفرون منه صب في أذنه الأنك
“Barangsiapa yang mendengarkan pembicaraan orang lain sedangkan mereka tidak suka atau lari darinya, akan dituangkan tembaga cair di telinganya” (Sahih Bukhari)
Menurut para Ulama Ahli Hadits, istilah Hadits diartikan sebagai “apa saja yang disampaikan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dari perbuatan, perkatan, persetujuan, atau karakter fisik beliau”. Sedangkan Ulama Ahli Fikih tidak mengikutsertakan karakter fisik beliau dalam definisi hadits.
——————————————————————–
Sumber: Pustaka al-Atsar
Muscat, 3 Jumadil Ula 1432H
Diterjemahkan dari الكتالب اصول الحديث, The Methodology of Hadith Evaluation, Dr. Abu Ameenah Bilal Philips, International Islamic Publishing House, English Edition I (2003)